Puisi : Rumah
Oleh : Ahmad Adifani
Rumah
Empat dinding rapat dan satu atap melekat
Melindungimu dari sinar mentari menyengat
Kalau tidak salah mengira
Bukankah itu rumahmu ?
Kupikir Kau lebih pintar dari yang Kubayangkan
Yang Kau lihat hanyalah bangunan-bangunan lapuk
Yang tak bernyawa dan tak ber-perasa
Dan bisa Kupastikan kompasmu salah tunjuk arah
Tiap hari Aku mengamatimu
Makin berat saja kantung mata hitammu
Dan Makin kekar juga otot-otot di lenganmu
Sejauh mana Kau mengejar kehampaan itu ?
Itu hanya seperti buih-buih di bibir pantai
Dibatasi pasir putih sejauh mata memandang
Yang sia-sia kalau Kau mengumpulkannya
Ia tak ada habisnya
Cobalah masuk lebih ke dalam
Jangan cuma mengintip dari tepian
Karena yang Kau cari ada di dalamnya
Sekumpulan manusia yang Kusebut keluarga
baca juga : Puisi : Hilang Kendali
Oleh : Ahmad Adifani

Rumah
Empat dinding rapat dan satu atap melekat
Melindungimu dari sinar mentari menyengat
Kalau tidak salah mengira
Bukankah itu rumahmu ?
Kupikir Kau lebih pintar dari yang Kubayangkan
Yang Kau lihat hanyalah bangunan-bangunan lapuk
Yang tak bernyawa dan tak ber-perasa
Dan bisa Kupastikan kompasmu salah tunjuk arah
Tiap hari Aku mengamatimu
Makin berat saja kantung mata hitammu
Dan Makin kekar juga otot-otot di lenganmu
Sejauh mana Kau mengejar kehampaan itu ?
Itu hanya seperti buih-buih di bibir pantai
Dibatasi pasir putih sejauh mata memandang
Yang sia-sia kalau Kau mengumpulkannya
Ia tak ada habisnya
Cobalah masuk lebih ke dalam
Jangan cuma mengintip dari tepian
Karena yang Kau cari ada di dalamnya
Sekumpulan manusia yang Kusebut keluarga
baca juga : Puisi : Hilang Kendali
Posting Komentar