Mengenal Kanker
Hari kanker sedunia yang biasanya diperingati setiap tanggal 4 februari mengingatkan kita tentang salah satu penyakit yang berbahaya dan mematikan di dunia, yaitu kanker. Kanker merupakan penyakit yang memiliki karakteristik adanya pertumbuhan tidak normal pada sel tubuh hingga membelah diri di luar kendali serta memiliki kemampuan untuk masuk ke jaringan tubuh yang normal dan merusak jaringan tersebut.
Jika sel normal memiliki tahapan rusak, mati, dan tidak berfungsi lagi kemudian digantikan oleh sel-sel baru yang sehat, serta sel yang sehat akan membelah diri untuk menggantikan fungsi sel yang telah mati. Namun, ada kondisi dimana hal tersebut tidak terjadi dan mengalami pertumbuhan abnormal yang berujung kanker. Dalam perkembangannya, kanker yang menyebar ke bagian tubuh serta telah merusak jaringan tersebut dapat berpotensi menyebabkan kematian.
Kanker memang telah lama menjadi momok menakutkan bagi masyarakat dunia. Pasalnya, menurut data WHO ternyata pada tahun 2018 ada 9,6 juta warga di dunia meninggal karena kanker dan bahkan 57% dari data tersebut berasal dari Asia. Sungguh fakta yang kurang menyenangkan bagi masyarakat Indonesia karena termasuk bagian dari Asia. Kemudian, bagaimana dengan data pengidap kanker di Indonesia?
Sementara itu, jumlah penderita kanker di Indonesia ternyata mengalami peningkatan dari 1,4 per seribu pada tahun 2013 menjadi 1,79 per seribu pada tahun 2018. Kanker tertinggi pada laki-laki di Indonesia adalah kanker paru dengan pengidap 19,4 per 100.000 penduduk dan dengan angka rata-rata kematian sebesar 10,9 per 100.000 penduduk. Sedangkan pada perempuan di Indonesia, kanker yang paling banyak diderita adalah jenis kanker payudara dengan jumlah pengidap 42,1 per 100.000 penduduk serta dengan rata-rata kematian sebesar 17 per 100.000 penduduk.
Selain jenis kanker di atas, masih ada beberapa jenis kanker yang perlu untuk kita kenali agar bisa dilakukan tindakan pencegahan melalui pemeriksaan dokter. Jenis-jenis kanker yang perlu kita ketahui adalah kanker payudara, kanker kulit, kanker usus besar, kanker kelenjar getah bening, kanker paru, kanker leher rahim, kanker ovarium, kanker lambung, kanker otak, dan kanker pada anak.
Dari data pengidap kanker di dunia yang ternyata cukup tinggi tersebut tentu membuat siapapun ingin menekan jumlah penderitanya. Setidaknya kita ingin agar jumlah penderitanya tidak bertambah banyak setiap tahun. Untuk itu, kita perlu tahu apa saja penyebab dan hal-hal yang berisiko kanker agar bisa dilakukan tindakan pencegahan.
Faktor risiko Kanker
Ketika kanker telah mencapai tahap stadium 4 akan lebih susah untuk ditangani ketimbang pada saat masih dalam tahap awal. Artinya, sedini mungkin kanker dicegah akan lebih mudah untuk diatasi sebelum menyebar ke bagian yang lain. Untuk itu, ada faktor yang berisiko kanker yang perlu untuk kita ketahui agar dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit kanker.
Usia
Kebanyakan kanker memang terjadi pada usia lanjut, misalnya adalah usia 40 tahun ke atas. Hal tersebut karena ada tahapan-tahapan kanker untuk muncul yang bisa memakan waktu hingga puluhan tahun. Setidaknya ada 4 fase yang yang akan terjadi yaitu, fase induksi, fase insitu, fase invasi, dan fase diseminasi. Namun, kini, kanker tidak hanya menyerang orang usia lanjut. Kanker bisa saja terjadi pada usia anak yang harus kita waspadai.
Gaya hidup
Gaya hidup sangat berpengaruh terhahap kesehatan tubuh kita. Gaya hidup sehat akan mengurangi risiko terkena penyakit kanker dan penyakit berbahaya lainnya. Namun, ada kebiasaan dalam hidup kita yang ternyata tidak bagus seperti merokok, terpapar sinar matahari berlebihan, terpapar radiasi ion, pernah menjalankan terapi hormon, mengonsumsi alkohol, kurang kegiatan fisik harian, dan sebagainya. Untuk itu, kita harus berubah dari gaya hidup tak sehat menjadi gaya hidup sehat.
Keturunan
Karena kanker adalah penyakit karena mutasi DNA, maka sangat mungkin untuk untuk diturunkan ke generasi berikutnya. Meskipun demikian, jika ditemukan ada keluarga yang terkena kanker bukan berarti Anda akan otomatis mengidap penyakit kanker.
Kondisi kesehatan
Berdasarkan kalahkankanker.com, kondisi kesehatan tubuh kronis seperti radang usus besar bisa menjadi risiko untuk tumbuhnya sel kanker. Hal terbaik saat terjadi keadaan seperti ini adalah dengan berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter yang tepat.
Virus dan Bakteri
Menurut Kalahkankanker.com, terinveksi virus dan bakteri ternyata berisiko untuk tumbuhnya sel kanker. Contohnya adalah ketika terkena infeksi seksual menular virus human papilloma (HPV) meningkatkan risiko kanker leher rahim.
Setiap orang yang mengidap penyakit kanker pasti merasa sangat terpukul dan hancur sekali ketika diberi tahu bahwa dirinya mengidap kanker. Bayangan yang muncul seolah hanyalah ‘mati’ saja. Seolah-olah yang mati hanya seorang pengidap kanker saja padahal siapapun dan kapanpun sama-sama akan mati.
Orang-orang yang mengidap kanker sangat butuh support dari keluarga, teman, kerabat, dan orang-orang terdekat untuk melawan penyakit ini. Jangan sampai para pengidap kanker hanya meratapi penyakitnya dan merasa bahwa dunia akan segera berakhir. Pasrah tidak akan merubah apapun. Semangat dan terus berusaha mencari kesembuhan adalah hal yang mutlak untuk dilakukan. Kita harus ada untuk mereka. Kanker bisa dilawan!
Macam-macam terapi dan pengobatan kanker
Setelah mengenal penyakit kanker, kini saatnya untuk kita mengetahui penanganannya. Ada bermacam-macam terapi pada kanker yang perlu diketahui, yaitu kemoterapi, Internal Radiation Therapy (Brachyteraphy), Operasi, Transplantasi Sel Punca, Precision Medicine, Terapi Bertarget, Terapi Hormon, dan Imunoterapi.
Dari berbagai pengobatan dan terapi tersebut mungkin yang paling populer di masyarakat adalah kemoterapi. Bagaimana itu?
Cara kerja dari kemoterapi adalah dengan membunuh seluruh sel aktif yang ada di tubuh, yaitu sel kanker dan sel sehat. Artinya, yang diserang bukan hanya sel kanker saja tetapi sel tidak jahat seperti sel rambut, kuku, kulit, dan sebagainya akan ikut diserang.
Sedangkan kali ini saya akan membahas terobosan terbaru mengenai terapi atau pengobatan kanker, yaitu imunoterapi yang diklaim lebih baik daripada kemoterapi.
Apa itu Imunoterapi?
Imunoterapi kanker bertujuan untuk menstimulasi sistem imun untuk secara spesifik menargetkan dan membunuh sel kanker. (kalahkankanker.com)
Imunoterapi mendorong tubuh untuk melawan kanker lebih efektif dan kuat.
Sebenarnya, tubuh secara alami bisa melawan sel-sel asing yang dianggap berbahaya melalui sel T. Sel T bisa kita ibaratkan sebagai petugas keamanan dalam tubuh kita. Sel T akan mencari semua hal berbahaya yang ada di tubuh kita kemudian akan memisahkannya dengan sel normal. Tahap selanjutnya adalah sel-sel yang asing dan dianggap berbahaya akan diserang dan dihancurkan oleh sel T. Begitulah kira-kira tahapan sederhana bagaimana sel T dapat melindungi kita dari penyakit.
Siklus Imunitas Kanker
- Pelepasan Antigen
- Antigen Presentation
- Produksi dan Aktivasi Sel T
- Perjalanan Sel T
- Infiltrasi Sel T ke dalam Tumor
- Pengenalan Kanker oleh Sel T
- Sel T Menghancurkan Sel Kanker
Sayangnya, sel kanker memiliki perlindungan dari PD-L1 yang mampu ia gunakan sebagai “mode penyamaran”. Sehingga Sel T kita tidak bisa mengenali bahwa itu adalah sel yang berbahaya yang seharusnya dimusnahkan.
Nah, pengobatan imunoterapi memiliki prinsip agar PD-L1 tidak berikatan pada permukaan sel kanker sehingga tubuh bisa mengenali bahwa sel tersebut adalah berbahaya dan harus disingkirkan. Imunoterapi akan membantu tubuh dalam membongkar ‘mode penyamaran’ dari sel kanker yang kemudian akan dimusnahkan oleh tubuh kita sendiri. Jadi, imunoterapi akan membuat diri kita melawan penyakit melalui sistem kekebalan tubuh dengan lebih efektif.
Beberapa jenis kanker terbukti dapat diperlambat, dihentikan, dan dicegah penyebarannya sebelum menyebar ke organ tubuh lainnya oleh imunoterapi.
Imunoterapi memungkinkan kanker tidak muncul kembali karena memberikan dampak imunomemori, yaitu kemampuan untuk mengingat dan mengenali sel kanker agar kemudian bisa ‘diserang’.
Memilih terapi dan pengobatan untuk kanker adalah pilihan yang besar. Setiap pengobatan selalu memiliki keunggulan dan risikonya masing-masing. Jika sekarang Anda sedang mengidap penyakit kanker, saya menyarankan untuk menghubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut. Jangan lupa untuk menanyakan risiko dari setiap pengobatan maupun terapi yang akan Anda jalani.
***
Artikel ini diikutsertakan dalam blog competition “Kalahkan kanker dengan imunoterapi”. Gambar bersumber dari koleksi pribadi penulis, dan kalahkankanker.com. Sedangkan olah grafis dilakukan secara mandiri oleh penulis. Jangan lupa untuk mengunjungi kalahkankanker.com dan follow Instagram @mothersonmission.id. Terima kasih.
Referensi :
https://kalahkankanker.com/
https://www.depkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia-2019.html
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2448739/ini-alasannya-kanker-lebih-banyak-ditemukan-di-usia-lanjut
https://www.alodokter.com/memahami-sel-kanker-beserta-stadium-dan-tingkatannya
https://nova.grid.id/read/051987936/diklaim-lebih-efektif-dari-kemoterapi-yuk-kenalan-dengan-pengobatan-imunoterapi-secercah-harapan-bagi-penyintas-kanker?page=all
Posting Komentar